Skip to content
Home » HAMKA (2001; 1990) Tafsir Al-Azhar Jilid 8, Cet 4 pdf

HAMKA (2001; 1990) Tafsir Al-Azhar Jilid 8, Cet 4 pdf

book-icon-openmaktabaBook Title: HAMKA (2001; 1990) Tafsir Al-Azhar Jilid 8, Cet 4
number-of-pages-icon-openmaktabaTotal Pages: 884
book-size-in-mbs-openmaktabaPDF Size: 26.62 Mb(s)
number-of-page-views-icon-openmaktabaBook Views:

Loading

used-language-icon-openmaktabaLanguage: Malay
reading-the book-icon-openmaktabaRead Online: Click to Read the Book Online
downloading-the book-icon-openmaktabaBook Download: PDF Direct Download Link
  HAMKA (2001; 1990) Tafsir Al-Azhar Jilid 8, Cet 4.pdf

To read more about the Hamka 2001 1990 Tafsir Al Azhar Jilid 8 Cet 4 Pdf bookClick the download button below to get it for free

Report broken link

Excerpts from the Book – Text format

Surat Al-Ah ab (Ayat 7-8) 5637 dengan bapak, bapak dengan anak atau saudara yang bertali darah, menurut hukum asal di dalam Kitab Allah merekalah yang pusaka-mempusakai. Tetapi seketika kaum Muslimin Makkah jadi Muhajirin ke Madinah dan mereka di- terima Oleh saudara mereka seiman yang bernama Anshar di Madinah, sangat- lah akrab hubungan mereka, bahkan sampai mereka itu dipersaudarakan Oleh Nabi s.a.w. sehingga sebagai saudara kandung layaknya. Misalnya Zubair bin Awwam (ridha Allah atas beliau) sebagai seorang terkemuka Muhajirin, sampai di Madinah telah dipersauda akan Oleh Nabi s.a.w. dengan Ka ab bin Malik. Kedatangan Zubair waktu itu adalah dalam keadaan sangat melarat, tidak ada hartabenda samasekali. Dia disambut sebagai menyambut saudara kandung sendiri Oleh Ka ab. Di waktu Ka ab jatuh sakit keras nyaris mati, Ka ab me- wasiatkan seluruh hartanya yang tinggal untuk Zubair. Demikianlah akrabnya Muhajirin dan Anshar itu, sehingga waris-mewarisi. Dan hal itu pun dapat dimaklumi karena masing-masing telah putus hubungan dengan kerabat se- darah. Ada Muhajirin yang putus dengan ayah, atau putus dengan nak, atau putus sekali keduanya. Seumpama Abu Bakar sendiri. Dia hijrah, sedang ayah- nya sendiri dan puteranya Abdurrahman masih tinggal dalam keadan musyrik di Makkah. Yang lain pun begitu pula. Maka dalam ayat ini diperingatkan bahwa hukum yang asal dalam Kitab Allah ialah pertalian yang erat yang sedarah, sehingga peraturan tirkah harta waris (faraidh) diatur dalam Surat an-Nisa . Adapun kasih-sayang karena iman dan hijrah tetap berlaku sebelum saudara-saudara atau anak bapak itu turut pula memeluk Agama Islam. Itulah yang dimaksud dengan bunyi ayat: “Kecuali kalau kamu hendak berbuat baik kepada saudara-saudara kamu. ” “Adalah yang demikian itu, di dalam Kitab Allah, telah tertulis. ” (ujung ayat 6). Dengan keterangan di ujung ayat ditetapkanlah hukum yang asli dan diakui pula hukum sementara ketika ada perubahan yang tidak disangka sangka pada mulanya. Lantaran itu maka ayat ini memberi kita perbandingan dalam me- letakkan hukum, bahwasanya di masa yang sangat dharurat, sehingga hukum yang asli tidak dapat berjalan, orang boleh melalui cara yang lain, asal dapat dipertanggungjawabkan menurut suara iman. “Dan ingatlah) seketika Kami telah mengambil perjanjian dari Nabi-nabi dan dari engkau dan dari Nuh dan Ibrahim dan Musa dan Isa anak Ma am. ” (pangkal ayat 7). Dalam ayat ini Tuhan menyatakan bahwa sebelum seorang Nabi akan memikul tugasnya terlebih dahulu mereka membuat perjanjian dengan Tuhan, bahwa mereka akan menyampaikan kepada ummat masing-masing apa yang telah mereka terima dari Allah, tidak boleh ada yang disembunyikan, dan mesti tahan menderita, mesti sabar dan teguh hati. Terutama ialah lima orang Nabi, atau Rasul. Yaitu Nabi Muhammad s.a.w. sendiri yang dalam ayat ini disebut “dan dari engkau. ” Sebelum itu ialah dengan Nabi Nuh, Nabi yang dahulu sekali menerima syariat di antara Nabi-nabi. Sesudah itu ialah Nabi Ibrahim, kemudian i u Nabi Musa dan Nabi sa anak a am. Kelima Nabi ini disebu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *