Skip to content
Home » HAMKA (2001; 1990) Tafsir Al-Azhar Jilid 9, Cet 4 pdf

HAMKA (2001; 1990) Tafsir Al-Azhar Jilid 9, Cet 4 pdf

book-icon-openmaktabaBook Title: HAMKA (2001; 1990) Tafsir Al-Azhar Jilid 9, Cet 4
number-of-pages-icon-openmaktabaTotal Pages: 880
book-size-in-mbs-openmaktabaPDF Size: 30.02 Mb(s)
number-of-page-views-icon-openmaktabaBook Views:

Loading

used-language-icon-openmaktabaLanguage: Malay
reading-the book-icon-openmaktabaRead Online: Click to Read the Book Online
downloading-the book-icon-openmaktabaBook Download: PDF Direct Download Link
  HAMKA (2001; 1990) Tafsir Al-Azhar Jilid 9, Cet 4.pdf

To read more about the Hamka 2001 1990 Tafsir Al Azhar Jilid 9 Cet 4 Pdf bookClick the download button below to get it for free

Report broken link

Excerpts from the Book – Text format

Surat Asy-Syura (Ayat 15-19) 6505 sesudah mereka akan masih tetap ragu-ragu dan bimbang. Sebab itu maka Re Olusi jiwa untuk mencapai Tauhid tidak akan selesai sampai hari kiamat. Kemudian Tuhan memesankan kepada RasulNya: “Karena demikian, maka ajaklah dan berdirilah t uh sebagaimana yang diperintahkan kepadamu dan jangan engkau ikuti hawanafsu mereka. ” (pangkal ayat 15). Dengan ayat ini Rasulullah s.a.w. sudah diberi dua perintah yang pokok. Pertama: Da’wah teruskan, ajakan dan seruan tidak boleh berhenti. Kedua Pendirian teguhkan. Tegak lurus dengan keyakinan kepada Tuhan; stiqaamah. Karena suatu da’wah tidak akan jaya, kalau yang berda’wah tidak mempunyai istiqaamah dan sebagai lanjutannya jangan diikuti, jangan diperdulikan hawa- nafsu mereka yang hendak membawa kepada pertengkaran yang sangat menghabiskan tenaga, dan endaklah dijelaskan pendirian. Pendirian yang tidak digoyahkan Oleh gelora ha anafsu lawan. Pendirian itu ialah “Dan katakanlah: “Aku percaya kepada apa yang diturunkan Allah dari al-Kitab, dan aku diperintah supaya berlaku adil di antara kamu. Allah adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalan-amalan kami dan bagi kamu amalan- amalan kamu. T idak ada perten karan di antara kami dengan kamu. Allah akan mengumpulkan di antara kita, dan kepadaNyalah tempat kembali. ” (ujung ayat 15). Demikialah sikap yang diperintahkan Tuhan kepada RasulNya s.a.w. seketika di Makkah. Sebab orang-orang Yahudi dari Yatsrib atau Nasrani dari Najran, banyak juga berulang ke sana. Nabi Muhammad s.a.w. menutup segala pertengkaran yang mungkin timbul, sebab bila dibanding dengan musyrik- musyrik penyembah berhala yang masih berurat berakar di Tanah Arab, di Makkah khususnya, maka tidaklah layak ditimbulkan pertikaian slam dengan Ahlul Kitab. Sebab pokok agama itu hanya satu pada hakikatnya. Beramallah kamu menurut keyakinanmu, kami pun beramal menurut keyakinan kami. T idak usah ada pertengkaran di antara kita, dan saya akan tetap memperlaku- kan kamu dengan adil. Tentang perbedaan faham di antara kita, nanti di hadapan Tuhan kita minta penyelesaianNya. Sebab kita semua akan kembali kepadaNya dan berkumpul di hadapanNya. Inilah pendirian Islam yang telah digariskan di Makkah. Dan setelah hijrah ke Madinah, pendirian ini pun tetap dipegang teguh. Sehingga diperbuat per- janjian bertetangga baik dengan suku-suku Yahudi di Madinah, tetapi setelah mereka sendiri yang mengkhianati perjanjian itu, Nabi s.a.w. pun dibolehkan mengadakan tindakan-tindakan tepat kepada mereka. “Dan orang-orang yang membantah kepada Allah sesudah diperkenankan baginya, bantahan mereka tidak ada gunanya di Sisi Tuhan mereka. Dan ke

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *