padahal mereka berkata-kata dengan manis. Haruslah arif bijaksa- na dan cerdikndekia. Sampai kepada permainan yaitu pencak, yang amat disukai onng Minangkabau, bila pendekar pendekar telah bertemu dan beradu kepandaian, kadang-kadang tidak kena-mengena, pa- dahal mereka telah bermain dengan sunnuhâ sunguh. Pada suatu hari, di waktu saya masih kecil, saya melihat dua bermain Fdang. Baru melangkah dua langkah, dengan di tangan masing-masing, Exrmainan itu telah dihentikan saja.
Orang yang hadir bersorak, yang *orang ke luar keringat saja. Rupanya langkahnya bulus, meskipun betum sampai berte- Sampai kepada hidup dalam di antara suami dan isteri, di antan mertua dengan menantu. Hidup itu di dalam ni” juw, mengadu perbasaan yang halus Apalagi di antara orang semanda dengan mamak rumab. Sebab yang menjadi puncak di dalarn rurnah ialah perempuan, sehinga si perempuan tidak bcp leh berkata tens-terang kepada suami, dan suami tidak me- mandang rumah itu rumahnya.
Gerangan Oleh karena adat yang telah tire ini,dan demokra- si yang telah menca” kedudukan yang mulia, maka di Minangka- bau sendiri orang â€duduk sama rendah, tegak sama tinggi. Orang cerdik tidak bisa menjual, orang bingung tidak bisa dijual”. Urusan yang telah habis di dalam kata-kata saja: Maka bila ada yang pergi ke tempat lain, ke luar daerahnya, dapatlah dia menciptakan pekerjaan yang untuk ini marأ¼ah saya terangkan beberapa contoh. Pertama raja Malewar di abad keenam belas.
Dari Minangkabau dia ke Negeri *mbilan, dia pancang negeri di situ. Sam- pai sekarang kerajaan yang didirikannya itu masih tegak Di permulaan abad ketujuh belas, tiga orang pah_lawan telah angkat ke tanah Mengkasar, yaitu pahlawan agama. berna- 21