Skip to content
Home » Lembaga Budi pdf

Lembaga Budi pdf

HAMKA (1939
book-icon-openmaktabaBook Title: Lembaga Budi
number-of-pages-icon-openmaktabaTotal Pages: 142
book-size-in-mbs-openmaktabaPDF Size: 21.45 Mb(s)
number-of-page-views-icon-openmaktabaBook Views:

Loading

used-language-icon-openmaktabaLanguage: Malay
reading-the book-icon-openmaktabaRead Online: Click to Read the Book Online
downloading-the book-icon-openmaktabaBook Download: PDF Direct Download Link
  HAMKA (1939, 2001) Lembaga Budi, Cet X.pdf

To read more about the Lembaga Budi Pdf bookClick the download button below to get it for free

Report broken link

Excerpts from the Book – Text format

yang demikian. Sebab menghadiri majlis yang demikian dan mendengar agak sekaJi saja berita-berita demikian, mestilah akan tinggal kesannya di dalam hati yang tadinya masih terpelihara menjadi suatu daki kotoran yang sukar menghilangkannya, sehingga meminta waktu yang lama dan obat yang susah mencarinya, bahkan dapat menjatuhkan orang yang baik-baik dan menyesatkan orang alim sekalipun. Apatah lagi bagi seorang pemuda yang baru meningkat hidup. Sebabnya ialah karena mencari kepuasan nafsu, dan kehendak jasmani itu adalah tabiat asli manusia. Karena kekurangan yang ada padanya. Kalau tidaklah ada Bengendalian akal budi kita sendiri, lalu kita perturutkan saja kehendak nafsu yang telah menjadi sebagian dari kehendak hidup kita, niscaya runtuh dan han9utlah kita dibawanya. Tabiat asli itu memang perlu untuk hidup, kita ingin makan minum dan kita ingin kawin. Tetapi keselamatan rohani dan jasmani kita hanyalah tercapai kalau nafsu itu terkendali Oleh akal. Untuk menjaga kesehatan diri, hendaklah diperhatikan benar kesehatan dan pemeliharaannya. Karena kesehatan jiwa menjamin kesehatan badan. Dokter-dokter ahli ilmu jiwa (Psikolog) sangatl ah meniti-beratkan perhatiannya kepada itu. Karena kalau jiwa itu berhenti meninjau soal-soal atau berhenti berfikir, atau kendor perhatiannya kepada masalah-masalah yang mendalam, dia menjadi membeku, menjadi bodoh. Dan kalau sudah begitu, berangsurlah dia turun dan putuslah dari padanya segala bah an dan sumber-sumber kebajikan. Dan kalau dia sudah mulai pemalas dan suka kosong dari pemikiran, tidak dapat tidak dia mesti runtuh. Karena kekosongan berfikir itu menyebabkan berangsur hilang keistimewaannya sebagai manusia dan kembali dia ke tem- pat asalnya, yaitu martabat kebinatangan. Maka tamatlah ceritanya; na’uzu billah. Tetapi kalau seorang pemuda telah berlatih sejak ‘kecilnya memikirkan soal-soal dan membiasakan diri kepada kejujuran, merenung dan meninjau dan suka akan kebenaran, menurut kadar kekuatan jiwa waktu itu, niscaya terbiasalah dia menyukai yang benar dan menjadi tabiatnyalah membenci kecurangan dan kebohongan. Karau dia telah dewasa kelak, maka pan- dangannya condong kepada hikmat, rahasia dan filsafat, sehingga sampai kepada akhir umurnya. Oleh karena kehidupan yang demikian telah digariskan sejak kecil payahlah dia akan terbelok kepada yang Iain, dan soal-soal yang dipandang orang lain soal sukar dan sulit, bagi dia hanyalah soal mudah saja, sebab sudah terlatih menghadapi itu sejak kecilnya. Dengan demikian tercapailah, kebahagiaan hidup. Meskipun yang demikian telah tercapai, sekali-sekali jangan pula membangga dengan hasil itu, tetapi tambahlah dan latih(ah terus, karena ilmu itu tidak)ah ada perhentiannya. Dan di atas orang yang alim ada Iagi yang lebih tinggi. Dan jangan malas mengulang kaji, sebab lancar kaji karena diulang. 13

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *